Kasus positif Covid 19 di DKI Jakarta bertambah 127 orang, Minggu (21/6/2020). Dengan tambahan tersebut, total kasus positif Covid 19 di DKI Jakarta mencapai 9.830 orang. Adapun rinciannya 5.054 orang telah dinyatakan sembuh, 1.287 orang mash menjalani perawatan di rumah sakit, 2.874 orang melakukan isolasi mandiri di rumah, serta 615 orang meninggal dunia.
"Terdapat penambahan 127 kasus, sehingga kasus kumulatif positif di DKI Jakarta 9.830 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam keterangannya. Sementara total status orang dalam pemantauan sebanyak 24.250 orang, dan pasien dalam pengawasan 16.629 orang. Adapun secara kumulatif Pemprov DKI Jakarta juga telah melakukan rapid test terhadap 196.040 orang.
Dari jumlah tes tersebut, didapat hasil 4 persen atau 7.080 orang reaktif Covid 19. Mereka yang dinyatakan reaktif lalu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab menggunakan metode PCR. Jika kembali menghasilkan positif, maka yang bersangkutan akan dirujuk ke RS Darurat Wisma Atlet, RS rujukan lain, atau mengisolasi mandiri di rumah.
Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid 19 hingga 85 persen. Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain. "Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid 19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan. Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum. Sebagaimana diketahui virus SARS CoV 2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.
Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik. "Virus corona jenis baru penyebab Covid 19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya. Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang barang yang disentuh orang banyak.
Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan. "Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya. Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.
Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi. "Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya. "Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.