Tepatnya di Dusun Pronosutan, Desa Kembang, Kecamatan Nanggulan, KabupatenKulon Progo. Butuh waktu sekitar 60 menit untuk sampai di tempat ini dari pusat KotaJogja. Akses paling mudah ada melewati Jl Godean lurus saja ke arah barat menuju Nanggulan.
Sampai di Pasar Kenteng, lurus sedikit ke arah barat lalu hamparan sawah terhampar luas di kanan kiri jalan raya. Supaya bisa lebih dekat merasakan suasana asri hamparan sawah ini, coba saja melewati jalan cor yang membelah area persawahan di sisi kanan jalan. Sekali lagi, kamu akan disuguhi dengan pemandangan sawah yang luas dengan latar Bukit Menoreh yang indah.
Kawasan inilah yang akhir akhir ini sedang ramai diperbincangkan banyak orang, namanya Geblek Pari. Sebutan Geblek Pari ini sedang populer, disematkan untuk menyebut hamparan sawah nan indah di Dusun Pronosutan ini. Sejatinya, Geblek Pari adalah sebuah nama rumah makan yang berada di daerah ini.
Letaknya tepat bersisian dengan area persawahan yang luas tersebut. Pengelolanya adalah pasangan suami istri bernama Popo Yuda dan Merici Putri. “Tempat ini mulai kita kelola sekitar Oktober 2017, ide awalnya adalah mengajak lebih banyak orang menikmati pemandangan indah Bukit Menoreh yang dikelilingi hamparan sawah,” kata Putri.
Nama Geblek Pari diambil dari penggabungan dua unsur yang identik dengan daerah setempat. Geblek, merupakan makanan tradisional Kulon Progo yang terbuat dari olahan tepung singkong. Makanan ini menyerupai cireng yang berasal dari daerah Jawa Barat.
Sedangkan Pari, berarti padi, yang menjadi pemandangan dominan ketika berkunjung ke rumah makan ini. “Jadi Geblek Pari ini sekarang jadi sebutan kawasa persawahan ini, karena efek media sosial,” kata Putri. Di Geblek Pari, pengunjung akan disuguhi berbagai menu makanan dan minuman tradisional.
Sebut saja menu prasmanan yaitu sayur dengan pilihan sayur yang berbeda tiap harinya. Untuk lauk, disediakan ceker ayam, tempe garit, tahu, telur, ikan pindang, lele, ati ampela, ayam dan kerupuk. Lalu berbagai camilan diantaranya pisang goreng, tempe mendoan, bakwan dan tentu saja geblek.
Minuman di Geblek Pari juga beragam diantaranya teh, jeruk, es serai, es tape, es dawet dan aneka kopi. Untuk harga terbilang terjangkau mulai Rp 3 ribu sampai Rp 10 ribu saja. Bahan bahan untuk membuat olahan makanan dan minuman itu berasal dari hasil bumi warga di sekitar.
“Kita menampung sayuran dan hasil bumi lainnya dari warga sekitar untuk kita olah dan dijual di tempat kita,” kata Putri. Beberapa kali didatangi sales produk modern khas perkotaan, Putri memilih menolaknya secara halus. “Sebisa mungkin kita akan menjaga konsep tradisional di tempat ini, bukan hanya tempatnya saja tapi makanan dan minuman ditempat ini ya tidak jauh dari hidangan “ ndeso ,” dari warga sekitar kata Putri.
Menurut Putri, ia dan suami memang mengkonsep Geblek Pari sebagai tempat makan yang tak jauh dari suasana khas pedesaan. Mulai dari meja dan kursi yang terbuat dari bambu dan kayu. Lalu tidak adanya sekat antara meja yang membuat pengunjung bebas menikmati pemandangan alam sekitar.
“Kita juga sengaja tidak menyediakan wifi, supaya pengunjung tidak terlalu asyik dengan gadget dan lebih banyak berinteraksi satu sama lain,” kata Putri. Geblek Pari akhir akhir ini banyak dikunjungi karena pemandangan hamparan sawah yang indah di sekitarnya. Aktifitas para petani mengolah sawah juga menjadi pemandangan langka khusunya untuk beberapawisatawan dari kota—kota besar.
Salah satu spot yang paling terkenal adalah sebuah jalan cor di tengah sawah yang berada di samping Geblek Pari. Masyarakat,wisatawan sampai pemburu foto pun kerap manjadikan spot tersebut sebagai lokasi foto favorit. Bahkan youtuber beberapa kali menjadikan spot tersebut sebagai sasaran membuat konten.
“Malah sampai ada yang pakai drone, targetnya ya spot jalan cor yang dikelilingi hamparan sawah itu,” kata Putri. Selainwisatawan, Geblek Pari juga ramai didatangi para pesepeda. Mereka, biasanya datang saat pagi hari ketika akhir pekan atau hari libur.
Menurut Putri, para pesepeda pulalah yang secara tidak langsung mempopulerkan Geblek Pari. “Teman teman komunitas sepeda juga sering mengadakan acara komunitas di Geblek Pari,” kata Putri.