Hadi Pranoto, pria yang mengklaim menemukan obat virus corona atau Covid 19, memberikan klarifikasi terkait identitasnya.Ia mengatakan dirinya bukanlah bagian dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) karena bukan seorang dokter. Nama Hadi mendadak viral karena berbagai pernyataan tentang Covid 19 saat diwawancarai musikus Anji. Klaimnya menemukan obat Covid 19 menghebohkan masyarakat, pemerintah, dan praktisi di bidang kesehatan.
Banyak orang kemudian mencari tahu profil pria yang menyebut dirinya ahli mikrobiologi itu. "Sebelumnya saya akan mengklarifikasi kepada IDI dan masyarakat Indonesia, saya bukan orang IDI dan saya bukan dokter. Makanya di dalam data base IDI saya tidak ada karena saya bukan dokter," ucap Hadi. Hadi mengatakan, dirinya adalah bagian dari sebuah tim riset independen yang mempelajari dan memperdalam tentang mikrobiologi.
Melalui tim riset independen itu, Hadi berhasil menemukan sebuah ramuan yang dinamai Antibodi Covid 19 yang diklaim bisa menyembuhkan Covid 19 hingga 100 persen. "Saya adalah tim riset independen yang mempelajari, memperdalam penguraian mikrobiologi yang memang itu bisa kita buat satu formula, menyatukan senyawa herbal yang ada di indonesia. Di mana herbal di sini sangat melimpah, di indonesia tumbuhan tumbuhan yang banyak," kata Hadi. "Kita mempelajari metodologi tubuh, kehidupan ada dua unsur tanah dan air. Manusia setelah mati akan menjadi tanah dan air," katanya lagi.
Hadi menjelaskan, Antibodi Covid 19 miliknya telah teruji klinis secara independen.Uji klinis independen tim riset Hadi dilakukan dengan memberikan Antibodi Covid 19 sebagai bahan terapi kepada para pasien Covid 19. "Kita sudah melakukan beberapa terapi terhadap orang yang terkena Covid 19 dengan obat herbal yang kita punya, dan itu semuanya sembuh," ucap Hadi. Hadi menceritakan, Antibodi Covid 19 miliknya juga berhasil menyembuhkan Mantan KSAL Achmad Sutjipto dari infeksi Covid 19.Achmad Sutjipto, kata Hadi, dengan mengkonsumsi Antibodi Covid 19 buatannya berhasil sembuh dan pulih 100 persen.
"Termasuk ada beberapa pejabat negara, salah satunya Mantan KSAL Achmad Sutjipto. Waktu beliau masuk ke rumah sakit kemudian kita terapi dengan obat herbal yang kami punya, alhamdulilah bisa sembuh dan pulih 100 persen sampai sekarang," jelas Hadi. Sejauh ini, Hadi dan tim riset independennya telah menyebar 26 ribu botol Antibodi Covid 19. "Saya pribadi saja yang sudah kita sampaikan kepada masyarakat kita, saudara saudara kita lebih dari 26 ribu botol," ujar Hadi.
"Emergensi kemanusiaan yang ada ini yang kita bangun dengan teman teman riset agar kita berkontribusi kepada pemerintah dan masyarakat, bisa menyelamatkan saudara saudara kita ini tujuan kita utama," kata Hadi. Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, dr. Slamet, MHP menegaskan sampai saat ini belum ada obat khusus untuk covid 19. "Hingga saat ini belum ada satu negara atau lembaga manapun di dunia yang sudah menemukan obat atau vaksin yang spesifik bisa menanggulangi COVID 19," kata Slamet.
Sampai saat ini, karena belum ada obat pasti, pasien yang terdeteksi positif covid 19 diobati dengan cara meningkatkan imunitas. Tujuannya supaya tubuh pasien kuat melawan virus. “Seluruh pasien COVID 19 dirawat dengan terapi dan obat yang sifatnya suportif yang bertujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh seseorang sehingga bisa melawan virus corona,” ucap dr. Slamet.
Dr. Slamet pun menjelaskan proses produksi obat covid 19 harus diawali dengan upaya penemuan bahan atau zat atau senyawa potensial obat melalui berbagai proses penelitian. Kemudian bahan atau zat atau senyawa yang potensial menjadi obat tersebut harus melewati uji toxisitas in vitro dan in vivo pada tahap pra klinik, serta Uji Klinik untuk fase I, fase II dan fase III, dan fase akhir izin edar dan produksi. "Lalu setelah uji klinis berhasil barulah masuk tahap izin edar dan yang terakhir diproduksi melalui cara pembuatan obat yang baik (GMP) dan dilakukan kontrol pada proses pemasaran," ungkap Slamet.
Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid 19, Profesor Wiku Adisasmito meminta masyarakat tak mudah percaya atas klaim yang menyebutkan mengenai obat Virus Corona karena belum terbukti kebenarannya. Selain itu, Wiku juga mengimbau agar masyarakat lebih menelusuri lagi terkait sosok Hadi Pranoto yang kini viral tersebut.