Rasa tamak untuk selalu meraih kemenangan ternyata menjadi sebuah kelemahan bagi Marc Marquez. Kelemahan pembalap asal Spanyol itu diungkapkan langsung oleh Marc Marquez sendiri. Kemampuan Marc Marquez dalam ajang balap MotoGP tak perlu diragukan kembali.
Sebagai buktinya, sejak tahun 2013 lalu, ia mampu menggondol 6 trofi gelar juara dunia hingga saat ini. Dilansir dari laman , Marc Marquez telah membukukan 205 kali balapan. Ia berhasil mengemas 134 podium, 90 podium utama dan 82 pole position.
Catatan tersebut membuat namanya kini layak disanding dengan pemabalap legenda MotoGP, seperti Dani Pedrosa dan Valentino Rossi. Meskipun demikian, terdapat satu kelemahan Marc Marquez yang ia ungkapkan sendiri. "Ini mungkin menjadi kelemahanku, saya selalu tamak untuk meraih kemenangan."
"Hasilnya saya selalu berduel dan menunjukkan gaya balap yang agresif di baris depan," terang Marc Marquez menjelaskan. "Saya beberapa kali mencoba untuk tenang, tapi tidak bisa menahan untuk ingin selalu meraih kemenangan tersebut." "Bahkan dengan pengalaman yang saya miliki, sulit untuk mengendalikan rasa haus untuk meraih podium utama," tukasnya.
"Saya akui sulit untuk mengendalikan diri, bahkan di sesi latihan bebas pun saya selalu ingin menjadi seorang pemenang," tambah pembalap asal Spanyol tersebut. Pembalap yang berjuluk sebagai Super Marc itu memang dikenal dengan gaya membalapnya yang agresif Sejumlah insiden kerap kali melibatkannya dengan pembalap lain, terutama di dalam lintasan.
Ia juga dikenal sebagai pembalap yang sedikit arogan lewat gaya membalapnya yang agresif. Ia beberapa kali menujukkan gaya balap dan manuver yang memiliki resiko tinggi, baik untuk dirinya maupun pembalap lain. Meskipun demikian, Marc Marquez tetaplah seorang juara, terbukti dengan capaian gelarnya di beberapa musim terakhir.
Talenta asal Negri Matador itu tak bisa dihilangkan begitu saja dengan gaya membalapnya yang agresif. Bukti nyata talenta dan bakat yang dimiliki oleh Marquez ialah RC213V. Tak sembarang pembalap mampu mengendalikan RC213V milik Honda.
Sebut saja Jorge Lorenzo yang notabene nya sebagai peraih 3 gelar juara dunia MotoGP harus merasakan susahnya menggunakan motor tersebut. Namun apa yang terjadi pada Lorenzo justru keterbalikannya bagi Marquez. Dengan gaya balapnya yang agresif, rasa tamaknya akan kemenangan, ditambah dengan talenta yang mumpuni, ia menjadi satu kesatuan pembalap yang sulit dicari bandingannya dalam beberapa musim terakhir.